Horses Who Love to Sing

Kamis, 28 Juli 2011

Makalah Bahasa Indonesia


TERLALU BANYAK DUDUK
BERISIKO TINGGI MENIGGAL





Disusun oleh:

Ayang Armelita Rosalia
XI - IPA 1






SMA NEGERI 106
Jakarta Timur

Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan  rahmat dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan  makalah ilmiah ini .
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua , rekan-rekan terutama  ibu Yuyu selaku  pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya dalam belajar Bhs.Indonesia. Di dalam  makalah ilmiah ini saya akan mebahas tentang kesehatan dengan judul “Terlalu Banyak Duduk Berisiko Tinggi Meninggal”. Semoga makalah  ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengetahuan siswa.
Makalah ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Terlalu Banyak Duduk Berisiko Meninggal, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ilmiah ini dapat terselesaikan.
      Walaupun makalah ilmiah  ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia yaitu ibu Yuyu  yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara saya menyusun makalah ilmiah.
Semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
                                                                                        Jakarta, 20 Oktober 2010

                                                                                                        Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi            
Bab I .     Pendahuluan   
Bab II.    Tempat-Tempat yang Biasanya Orang Terlalu Banyak Duduk

                A. Terlalu Lama Duduk di Depan TV Perbesar Resiko Kematian

                B. Terlalu Lama Duduk di Kantor dan di Sekolah 

                C. Terlalu Lama Duduk di Depan Komputer menimbulkan resiko     
                     penyakit berbahaya
 Bab III.  Dampak dari kebiasaan terlalu banyak duduk
A.   Terlalu Banyak Duduk Berisiko Tinggi Meninggal
B.     Banyak Duduk Membuat Anda Cepat Tua
      C. Terlalu Banyak Duduk Bisa Mematikan

           D. Terlalu Banyak Duduk Picu Beragam Penyakit

Bab IV     Penyakit-Penyakit yang timbul karena terlalu banyak duduk
A.   Gangguan Fungsi Ginjal
B.     Sakit kepala
C.    Diabetes
D.   Gangguan otot punggung
E.     Gangguan saluran cerna
F.     Gangguan  Kondisi  Jantung
G.   Kesemutan
1.Berbagai penyebab Kesemutan
     a.Adanya kelainan pada saraf perifer
     b.Karena penekanan
2. Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan
     a.Diabetes melitus (DM)
     b. Stroke
     c. Penyakit jantung
     d. Infeksi tulang belakang
     e.Rematik
     f. Spasmofilia (tetani)
     g.Guillain-barre syndrome
     h. Cytomegalovirus (CMV)
Bab V         Tips – Tips Agar Tidak Terlalu Banyak Duduk
                   A. Aktivitas selain berolahraga
                   B. Padukan duduk dan berdiri
                   C. Ambil waktu istirahat
                   D. Jangan malas
                   E.  Kebiasaan baik
                   F. 15 menit untuk 2 jam
                   G. Pertimbangkan transportasi umum
                   H. Tonton televisi lebih banyak
Penutup
Daftar Pustaka

Bab I
Pendahuluan
Dalam sehari berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk? Bisa jadi setengah  hari hanya dilewati dengan duduk saja. Ahli kesehatan telah memberikan peringatan aktivitas duduk yang terlalu lama bisa mematikan. terlalu lama duduk bisa berakibat buruk bagi kesehatan, bahkan jika orang tersebut berolahraga secara teratur. Tak  peduli orang tersebut duduk di mana saja, bisa di kantor, sekolah, mobil, depan  komputer atau depan  televisi,karena yang dilihat adalah jumlah jam secara keseluruhan
     Penyakit terlalu banyak duduk (sitting disease) ini merupakan satu  jenis "tren" baru bagi mereka yang memiliki gaya hidup minim aktivitas atau olahraga. Meski rasanya tak ada yang salah dalam menjalankan kebiasaan ini, namun sebuah riset terbaru mengatakan bahwa ketika tubuh jarang bergerak, maka risiko terkena penyakit jantung, diabetes, kanker, dan obesitas pun melonjak. Di bulan Januari tahun ini, para ahli dari Inggris menemukan adanya hubungan antara terlalu lama duduk dengan peningkatan risiko terkena penyakit. Di saat yang berdekatan pula, para peneliti dari Australia mengatakan, bahwa setiap satu jam kita duduk di depan televisi, bisa meningkatkan 18 persen kemungkinan terkena berbagai macam penyakit.



Bab II
        Tempat-Tempat yang Biasanya Orang Terlalu Banyak Duduk

A. Terlalu Lama Duduk di Depan TV Perbesar Resiko Kematian

VICTORIA (Berita SuaraMedia) “Orang yang menonton televisi 4 jam atau lebih setiap hari kemungkinan meninggal akibat penyakit jantung sebesar 80 persen”. Menonton televisi terlalu lama sama dengan banyak duduk yang berarti tidak ada gerakan otot.
David Dunstan, PhD, kepala laboratorium aktivitas fisik dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute di Victoria, Australia mengatakan “jika otot tidak aktif untuk waktu yang lama, maka hal ini dapat mengganggu metabolisme dari orang tersebut”.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu lama menonton televisi bisa berakibat penimbunan lemak dan kolesterol yang bisa memicu terjadinya serangan jantung di usia muda.
David melakukan studi yang melibatkan 8.800 orang dewasa yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung selama lebih dari 6 tahun. Kelompok ini dibandingkan dengan orang yang menonton televisi kurang dari 2 jam  per harinya. Didapatkan orang yang menonton televisi 4 jam atau lebih kemungkinan meninggal akibat penyakit jantung sebesar 80 persen.
Peneliti mengungkapkan “setiap tambahan satu jam untuk menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 18 persen”. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal American Heart Association. Dalam hal ini peneliti tetap memperhatikan faktor-faktor lain seperti apakah partisipan merokok, kadar kolesterol dan tekanan darahnya.
David menyatakan bahwa "Masalah sesungguhnya dari menonton televisi ini tampaknya akibat posisi duduk. Menonton televisi yang lama sama dengan banyak duduk,yang berarti tidak ada gerakan otot".Untuk menghindarinya seseorang tetap bisa aktif selama menonton televisi. Lakukan gerakan-gerakan dasar seperti berdiri atau berjalan di sekitar ruangan televisi.
David menyatakan bahwa "Kegiatan ini bisa memberikan efek kesehatan, meskipun sering diabaikan oleh masyarakat".

 

B. Terlalu Lama Duduk di Kantor dan di Sekolah

Aktivitas memang bisa membakar lemak dalam tubuh kita. Namun kalau punya aktivitas yang memang memungkinkan  untuk tetap diam di  kursi bisa-bisa mudah terserang penyakit diabetes akibat kegemukan.
Diam tanpa aktivitas atau gerak tubuh bisa membuat beresiko mendapat tekanan darah tinggi. Sebab dengan duduk maka metabolisme tubuh jadi lamban dan berat badan mudah bertambah.
Rata-rata orang duduk lebih dari sembilan jam sehari di kantor, di sekolah, di rumah atau di mobil. Aktivitas seperti berjalan tidak mungkin mengimbangirisiko akibat duduk yang terlalu lama. Menurut ilmuwan Swedia, dikutip dalam British Journal of Sports Medicine baru-baru ini, “duduk lama bisa menjadi penyebab obesitas dan penyakit mematikan lainnya”.

Namun dengan berdiri atau berjalan-jalan selama 5 menit akan membuat perbedaan yang besar. Sambil berdiri bergerak otot di punggung, bahu, dan kaki, akan bergerak.  Berjalan akan membakar 30-50 kalori ekstra per hari, yang cukup untuk mencegah kenaikan berat badan. Jadi, mulai sekarang, meskipun hanya akan membuat teh atau kopi selama 5 menit, buatlah dirimu melakukan aktivitas.
  
C. Terlalu Lama Duduk di Depan Komputer menimbulkan resiko penyakit berbahaya.

VIVAnews, “Walaupun komputer membantu pekerjaan, terlalu lama berdiam di depan alat ini bisa membahayakan kesehatan dan bisa berakibat fatal”.7 Duduk minimal empat jam di depan komputer bisa menyebabkan berhentinya fungsi proses tubuh.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Sports Medicine memperingatkan bahwa” orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer memiliki resiko mengidap penyakit berbahaya yang bisa berakibat kematian”.
Terlalu sering duduk di komputer tanpa aktivitas fisik membuat individu memiliki kelebihan berat badan. Akibatnya, tubuh rentan terhadap serangan jantung penyebab kematian.
Bahkan jika tidak memiliki masalah berat badan, tidak adanya aktivitas otot terus-menerus menyebabkan perubahan-perubahan berbahaya dalam tubuh.
menurut peneliti utama Elin Ekblom-Bak "Setelah empat jam duduk, tubuh mulai mengirimkan sinyal berbahaya,". Dia mengingatkan bahwa empat jam adalah periode ketika gen yang mengatur glukosa dan lemak yang terkait dengan proses tubuh berhenti berfungsi.
Olahraga teratur tidak cukup untuk mengimbangi proses berbahaya setelah duduk di depan komputer atau duduk di belakang meja. Peneliti menyarankan agar bergerak dan melakukan beberapa latihan peregangan otot setelah beberapa jam. Karena latihan akan kembali menyegarkan tubuh setelah duduk lama.
Bab III
                    Dampak dari kebiasaan terlalu banyak duduk
A.   Terlalu Banyak Duduk Berisiko Tinggi Meninggal
Para periset American Cancer society mengatakan, “terlalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko kematian. Jumlah waktu yang di gunakan untuk duduk secara independen  terkait dengan total mortalitas”.
Dalam  studi, para riset menganalisa survey respons dari 53.440  pria dan 69.776 perempuan yang tak punya riwayat kanker, serangan jantung, stroke, atau emphysema atau penyakit paru lainnya yang terdaftar dalam studi American Cancer Society’s Cancer Prevention  II  DI TAHUN 1992.
Hasilnya ditemukan, perempuan yang mengatakan duduk 6 jam sehari di waktu senggang berkemungkinan 37%  lebih besar meniggal selama periode studi 1993-2006 dibanding yang duduk kurang dari 3 jam sehari. Pria yang mengatakan duduk lebih dari 6 jam sehari berkemungkinan 18% lebih besar meninggal di banding yang duduk kurang dari 3 jam sehari.
Selain itu, studi juga mengatakan, perempuan dan pria yang lebih banyak duduk  ketika senggang dan kurang aktivitas fisik berkemungkinan 94% dan 48 % lebih besar meninggal dibanding yang melaporkan duduk paling sedikit dan paling aktif. 
“Setelah duduk selama 4 jam, biasanya tubuh mulai mengirimkan sinyal yang berbahaya. Bahkan bagi orang yang rajin berolahraga sekalipun,”  ujar Ekblom-Bak, seperti dikutip dari News.Yahoo, Kamis (21/1/2010).

B.   Banyak Duduk Membuat Anda Cepat Tua
Jika Anda ingin tetap awet muda, salah satu kuncinya adalah gaya hidup aktif. Hidup sedentari atau lebih banyak duduk hanya akan membuat Anda menjadi cepat tua. Demikianlah salah satu kesimpulan sebuah riset para ahli dari The King's College London belum lama ini. Riset yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine ini merupakan hasil pemantauan perkembangan para pasangan kembar yang selama beberapa tahun.
Hasil riset menunjukkan bahwa orang kembar yang secara fisik aktif selama waktu luang tampak lebih muda secara biologis ketimbang saudaranya yang bergaya hidup sedentari atau lebih banyak duduk. Para peneliti juga menemukan bahwa bagian kunci dari DNA yang disebut telomer memendek lebih cepat pada orang yang kurang aktif . Inilah yang diperkirakan para peneliti menjadi salah satu penanda proses penuaan yang cepat pada sel-sel. Tim peneliti dari King's College ini melibatkan sebanyak 2.401 kembar berkulit putih untuk mengisi angket soal tingkat aktivitas fisik mereka. Para partisipan ini juga diambil sampel darahnya dan kemudian diteliti DNA-nya. Peneliti memfokuskan analisa pada telomer, rangkaian DNA yang menempel pada ujung kromosom dan berfungsi melindungi sel dari kerusakan. Ketika seseorang mengalami penuaan, telomer-telomer ini akan memendek dan membuat sel menjadi lebih rentan mengalami kerusakan dan kematian.
Dengan menganalisa sel-sel darah putih- khususnya sistem kekebalan tubuh - para ahli menemukan bahwa rata-rata telomer kehilangan 21 bagian - yang disebut nukleotida - setiap tahunnya. Pria dan wanita yang bergaya hidup sedentari memiliki leukosit telomer yang lebih pendek dibanding mereka yang lebih aktif.

Rata-rata panjang telomer orang yang melakukan sekurangnya 16 menit aktivitas fisik (latihan/olahraga) setiap pekan adalah 200 nukleotida lebih pendek ketimbang mereka yang melakukan aktivitas fisik rata-rata 199 menit setiap pekan.
Orang yang paling aktif dalam riset ini memiliki panjang telomer yang bisa disetarakan dengan mereka yang tidak aktif berusia 10 tahun lebih muda.

C.   Terlalu Banyak Duduk Bisa Mematikan
Terlalu banyak duduk setiap harinya dapat menjadi senjata untuk mempercepat kematian seseorang. Pasalnya, duduk dalam waktu lama akan meningkatkan resiko kesehatan yang serius.
Biasanya, untuk mengantisipasi hal ini, masyarakat percaya jika kebanyakan duduk harus diimbangi dengan pergi ke Gym secara rutin untuk berolahraga. Namun ternyata, peneliti menemukan hal lain. Menurut mereka, jika seseorang mengisi sepanjang harinya dengan duduk, resiko kesehatan yang serius tetap akan menghampiri meski ia juga pergi ke Gym secara rutin.
Oleh karena itu, menurut peneliti dari American Cancer Society, Alpa Patel mengatakan untuk mencegah kematian lebih awal tidak cukup hanya dengan nge-gym rutin. Setiap orang diharuskan untuk tidak menghabiskan waktu lama di tempat duduk, bukan hanya duduk di belakang meja kantor, hindari juga duduk berlama-lama di depan televisi dan saat bermain game.
Selain itu, rutinitas duduk berlama-lama harus diselingi dengan menggerakkan seluruh badan berjalan di luar kantor dengan frekuensi yang cukup. Misalnya berjalan untuk mengambil minum saat istirahat, atau menghampiri kafe atau restoran terdekat untuk makan siang.
“Seseorang yang menderita kegemukan akan mengalami resiko kematian awal yang lebih cepat jika ia menghabiskan aktivitasnya seharian hanya dengan duduk, ketimbang mereka yang kurus,” ujar Patel, seperti dikutip melalui MSNBC, Senin (26/7/2010)

D.   Terlalu Banyak Duduk Picu Beragam Penyakit

Apabila Anda termasuk karyawan yang bekerja seharian dibalik meja, maka sebaiknya berhati-hati. Pasalnya, riset yang dipublikasikan British Journal of Sports Medicine menyebutkan, duduk dalam waktu lama dapat menggangu kesehatan, sekalipun Anda terhitung pribadi yang rajin berolahraga.

“Semakin lama Anda duduk, makin sedikit energi yang dipakai. Hal ini lama-lama bisa menyebabkan kegemukan dan berpengaruh pada metabolisme,” kata Dr Alpa Patel, ahli epidemiologi dari American Cancer Society.
Kebiasaan lama duduk ini bisa memperlambat metabolisme, menyebabkan penambahan berat badan dan menempatkan Anda pada risiko tinggi untuk masalah yang berhubungan dengan berat seperti diabetes dan penyakit jantung. Otot tubuh, terutama otot kaki, jika jarang dipakai akan merangsang atau menekan beberapa hormon yang berpengaruh pada trigliserida, kolesterol yang berujung pada meningkatnya risiko penyakit jantung.
Sindrom metabolis didefinisikan sebagai keberadaan tiga, atau  lebih, faktor termasuk tekanan darah tinggi, kegemukan perut, kolesterol tinggi atau kondisi tahan insulin.
Penelitian baru diperlukan untuk melihat apakah ada hubungan sebab-akibat antara tak bergerak dan kondisi ini dan, jika benar, bagaimana cara kerjanya, kata para peneliti tersebut. Salah satu calonnya adalah “lipoprotein lipase” –enzim yang dihasilkan di dalam sel lemak (adipocytes) dan terikat di dinding kapiler atau LPL. Enzim tersebut memainkan peran penting dalam mengurai lemak di dalam tubuh menjadi bentuk yang bermanfaat. Penelitian baru-baru ini memperlihatkan bahwa kegiatan LPL, pada tikus, secara mencolok turun melalui kegiatan peregangan otot sama rendahnya dengan sepersepuluh tingkat yang memungkinkan tikus berjalan. Tingkat LPL selama kegiatan semacam itu “tak terlalu berbeda dari tingkat tikus yang terpajan pada tingkat gerak yang lebih tinggi”, kata para ilmuwan tersebut.
“Ini menekankan pentingnya kontraksi otot setempat, dan bukan kuatnya peregangan,” kata para peneliti itu sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP. Semua studi itu menunjukkan bahwa orang bukan hanya perlu sering berolahraga, tapi juga menghindari duduk di satu tempat untuk waktu yang terlalu lama. Berjalan kaki menaiki tangga dan bukan menggunakan lift, beristirahat selama lima menit dari meja kerja, dan berjalan ketika mungkin untuk mengantar suruhan dan bukan naik mobil sangat disarankan
                                         
Bab IV
  Penyakit-Penyakit yang timbul karena terlalu banyak duduk
A.   Gangguan Fungsi Ginjal
Posisi banyak duduk sering menghambat aliran kencing sehingga sering memacu pembentukan batu ginjal. oleh karena itu banyak sopir-sopir truk jarak jauh banyak yang menderita gangguan batu ginjal. mereka banyak duduk dan banyak minum suplemen penguat tubuh yang justru pada saat disaring ginjal membuat jadi batu.
B.   Sakit kepala
Postur tubuh yang terbentuk dari kebiasaan sehari-hari bisa menimbulkan sakit kepala. Sebut saja kebiasaan duduk dengan posisi bahu membungkuk, duduk tanpa sandaran, menatap monitor komputer yang posisinya terlalu tinggi atau rendah, atau mengapit telepon antara kuping dan pundak. Bila akhir-akhir ini Anda sering diserang sakit kepala, saatnya memperbaiki postur tubuh Anda sehari-hari.
C.   Diabetes
Duduk terlalu lama bisa menyebabkan pinggang menjadi lebih besar yang bisa memberikan pengaruh buruk untuk tekanan darah dan gula darah .
D.   Gangguan otot punggung
Jadi pegal, kram, keseleo. duduk terlalu lama bisa menyebabkan pinggang menjadi lebih besar yang bisa memberikan pengaruh buruk untuk tekanan darah dan gula darah Anda.
E.    Gangguan saluran cerna
karena kurang aktifitas, maka saluran cerna menjadi berkurang aktifnya, sehingga akhirnya hambatan peristaltik / gerakan usus yang berakibat pada terjadinya konstipasi (hambatan BAB)
F.    Gangguan  Kondisi  Jantung.
Menurut penelitian bidang penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas  Kedokteran Universitas Melbourne, Australia, banyak duduk berisiko terkena serangan jantung. Seseorang yang tiap hari duduk sekitar 15 jam, baik di tempat kerjanya maupun dalam perjalanan, bisa memperpendek usia.
Sebab, duduk lama mempengaruhi bertambahnya zat lemak, gula, dan proses keduanya dalam tubuh yang berakibat buruk bagi jantung. Walaupun seseorang itu giat berolahraga 30 menit setiap hari, kebanyakan duduk meniadakan manfaatnya. "Karena banyak duduk itu menyebabkan otot tak banyak berkontraksi, sedangkan kontraksi otot sangat diperlukan untuk proses metabolisme tubuh," ujar ketua tim peneliti, dokter David Durnsten, seperti dimuat Health-ABC Radio.
Dalam penelitian lain malah disebutkan, banyak duduk sama risikonya dengan dampak merokok bagi kesehatan jantung. Karena itu, menurut periset dari Pennington Biomedical Research Center Baton Rouge, Amerika Serikat, banyaklah bergerak dan kurangi duduk. "Makin sering berdiri semakin bagus buat metabolisme tubuh," ujarnya.
Masih berkaitan dengan bergerak, "British Journal of Sports Medicine" menyebutkan empat jam sehari menonton televisi juga berbahaya bagi kesehatan jantung. Bukan perilaku menontonnya, melainkan duduk dan berbaring selama itu. "Setelah empat jam duduk atau dalam keadaan tak bergerak, termasuk berbaring, tubuh mulai mengirimkan sinyal bahaya," kata Elin Ekblom-Bak dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia.

G.   Kesemutan
Kesemutan, atau  kebas, adalah “gejala” yang hampir pernah dialami oleh semua orang. Biasanya kesemutan menyerang apabila kita terlalu lama diam, atau berada dalam satu posisi tertentu. Kalau sudah kesemutan, biasanya lama-lama terasa kebal, atau bahkan  ngilu, namun akan berangsur-angsur hilang jika kita mulai menggerak-gerakkan   bagian tubuh yang kesemutan tersebut. Karena sifatnya easy-come-easy-go, maka kita cenderung menganggap kesemutan adalah hal “biasa”, padahal kesemutan justru bisa jadi pertanda adanya hal-hal yang tidak biasa.
Jangan sepelekan gejala yang satu ini karena kesemutan dapat menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah.
Seperti diungkapkan Dr Tiara Anindhita, SpS, dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM,”kesemutan atau dalam istilah medis disebut parestesia merupakan sensasi spontan yang abnormal pada daerah persarafan tertentu”.
Secara normal, manusia bisa merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai. Contohnya, merasa, meraba, menyentuh, menekan, nyeri, dan sebagainya. Sensasi tersebut baru muncul bila ada stimulus. Dan sensasinya, tentu saja, harus sesuai dengan stimulusnya. Jadi kalau kita diraba, kita akan merasakan sensasi diraba.
Sementara pada parestesia, sensasinya muncul spontan tanpa ada stimulus. Bisa berupa rasa panas seperti terbakar, tidak enak, kesemutan, seperti ditusuk-tusuk.
Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit. Itu sebabnya gejala parestesia bisa dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.
1.     Berbagai penyebab Kesemutan
Sebagai gambaran, sistem saraf manusia terbagi atas saraf sentral (otak dan sumsum tulang) dan perifer, yaitu serabut saraf yang keluar dari sentral menuju organ-organ yang perlu dipersarafi, seperti kulit, otot, organ dalam perut, dan jantung. Jadi mirip komputer yang memiliki unit pemrosesan sentral (CPU) dan tersambung dengan kabel konektor.
a.     Adanya kelainan pada saraf perifer disebut neuropati. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Selain diabetes, juga bisa akibat penyakit autoimun, tiroid, vaskular, dan sebagainya. Gejala parestesia juga bisa disebabkan oleh kelainan saraf yang lebih berat, seperti tumor di daerah sumsum tulang atau gejala sisa pasca-stroke.
Gejala antara parestesia dan neuropati sangat berbeda. Pada neuropati, kesemutan yang muncul sangat khas. Biasanya di telapak kaki kemudian telapak tangan serta simetris kanan dan kiri.
“Sering disebut daerah stocking gloves, seperti layaknya memakai sarung tangan dan kaus kaki,” ujar spesialis saraf lulusan FKUI ini.
Pada kelainan di sumsum tulang atau otak, daerah yang mengalami kesemutan sangat bervariasi, tergantung lokasi saraf yang terkena. Pada kasus neuropati yang lebih berat, kesemutan bisa diikuti rasa nyeri atau gangguan gerak pada tangan dan kaki.
12
b.     Karena penekanan
Selain menjadi gejala penyakit, kesemutan juga bisa muncul secara fisiologis. Posisi tubuh tertentu yang tidak berubah dalam waktu cukup lama, seperti duduk bersila, bisa timbul rasa kesemutan.
Hal ini, disebutkan Dr Dita, karena terhambatnya aliran darah ke daerah saraf tertentu akibat penekanan yang terus-menerus dalam waktu lama. “Sehingga saraf mengalami ‘kekurangan makanan’ sesaat, yang ditandai rasa kesemutan itu,”
Untuk menghindarinya, kita mesti rajin mengubah posisi dan melakukan gerakan ringan secara periodik agar aliran darah tetap lancar. Satu hal lagi, di negara-negara Barat, kesemutan juga bisa terjadi karena konsumsi alkohol berlebihan. Sementara di Indonesia, kesemutan sering berkaitan dengan nutrisi, yaitu kekurangan asupan vitamin B12.
2.     Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.
a.     Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.
b.     Stroke
Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi pada waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
c.      Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak sehingga terjadi serebral embolik.
13
d.     Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.
e.     Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit.
Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung dari kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.
f.       Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.
g.     Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbon dioksida dalam paru-paru. Gejala lain: kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.
h.     Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi. Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.
i.        Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus.

                                                        Bab V
         Tips – Tips Agar Tidak Terlalu Banyak Duduk
A. Aktivitas selain berolahraga.
          Levine merekomendasikan untuk Anda yang tak memiliki waktu untuk berlatih fisik setiap harinya untuk melakukan kegiatan fisik yang bukan olahraga berat. Aktivitas ini ia beri nama nonexercise activity thermogenesis (NEAT). Yang termasuk dalam kegiatan ini antara lain; peregangan, menekuk lutut, memutar pinggang, dan lainnya. Cobalah untuk menargetkan diri melakukan kegiatan ini sepuluh menit dalam setiap jam. Apa yang diminta dari NEAT adalah untuk Anda melakukan kegiatan fisik yang tak perlu mengeluarkan uang. Ini sangat baik untuk mereka yang beralasan tak memiliki uang dan waktu untuk pergi ke pusat kebugaran. Kembangkan aktvitas harian Anda dengan berolahraga, misal, dengan mempercepat langkah saat menuju telepon, tak berkutat lama di depan internet, atau mengajak si kecil berkeliling komplek.

B. Padukan duduk dan berdiri.

           Duduk dalam waktu lama tidak sehat untuk manusia, namun berdiri dalam waktu lama pun bisa menimbulkan masalah, seperti punggung sakit dan kaki pegal atau keram. Akan sangat baik untuk mengubah posisi dari duduk ke berdiri dan sebaliknya secara rutin.

C. Ambil waktu istirahat.

          "Kebanyakan orang sudah mengetahui, bahwa jika tubuh kita tidak beraktivitas fisik, maka timbangan berat badan bisa melonjak, namun hal ini tidak menjadi motivasi yang cukup kuat untuk membuat seseorang mulai bergerak," terang ahli kebugaran, Fabio Comana, juru bicara American Council on Exercise di San Diego. Ia menyarankan untuk mulai memotivasi diri dengan gol kecil. Cobalah untuk melakukan peregangan seluruh bagian tubuh, khususnya otot-otot yang sering keram.
Jika Anda melakukan peregangan ini 5-6 kali per hari, Anda akan merasakan perbedaannya.
D. Jangan malas.
           Anggaplah tahun ini adalah tahun sebelum kejayaan internet. Jika Anda ada perlu dengan rekan kerja yang kubikelnya masih ada di lantai yang sama, kunjungilah sesekali. Kurangi pengiriman email yang sebenarnya bisa dilakukan sambil bertatap muka.
E. Kebiasaan baik.
           Berdiri menggunakan otot lebih banyak, dan membakar kalori lebih banyak ketimbang duduk. Jadi, latihlah diri Anda untuk berdiri, ketika menerima telepon, misalnya. Gunakan tangga darurat untuk naik atau turun beberapa lantai, kurangi penggunaan lift.
F. 15 menit untuk 2 jam.
         Memperlama diri duduk di ruang kerja bisa membuat diri Anda lelah, membuat Anda cenderung mengantuk menjelang jam pulang kantor. Namun, ketika Anda berjalan kaki, sekitar 15 menit di sore hari, Anda akan merasa lebih produktif di jam-jam menjelang pulang kantor.
G. Pertimbangkan transportasi umum.
          Amat berbahaya untuk mencoba berolahraga sambil menyetir mobil atau kendaraan pribadi. Namun, ketika Anda menggunakan kendaraan umum ke tempat kerja, Anda bisa berdiri, menggerakkan otot-otot kaki dan tangan, atau turun beberapa meter dari kantor untuk berjalan sejenak menuju kantor. Jika transportasi massal bukan pilihan untuk Anda, carilah tempat parkir yang cukup jauh agar Anda bisa berjalan kaki beberapa menit menuju kantor dan dari kantor ke kendaraan Anda.
H. Tonton televisi lebih banyak.
          Ya, Anda tak salah baca, namun jangan senang dulu. Anda boleh menonton televisi dalam waktu lama hanya jika Anda melakukan kegiatan yang cukup mengolah fisik di depannya. Misal, tempatkan treadmill atau sepeda statis di depan televisi. Tak ada alat kebugaran ini? Cobalah berbenah sambil menonton televisi, misal, bersih-bersih daerah di depan televisi. Jangan biarkan diri Anda melemah karena terlalu banyak bersantai.Riset menunjukkan bahwa semakin lama Anda menonton televisi, makin besar pula risiko lingkar pinggang Anda melebar, dan makin tinggi pula risiko Anda terkena penyakit kardiovaskuler.

             
Penutup
Ingin sehat dan berumur panjang? Bergeraklah. Makin banyak seseorang melakukan gaya hidup sedentari yang berarti lebih banyak duduk,  makin pendek usia mereka. Pertimbangkan untuk berdiri dan beraktifitas tiap anda duduk selama 1/2 jam.
Ini berarti kita memang harus terus aktif dan bergerak. "Pesan dari hasil penelitian ini adalah orang harus memahami bahwa semua hal yang dilakukan setiap hari memiliki konsekuensi. Bila pekerjaan mengharuskan Anda banyak duduk, tidak apa, tapi imbangi dengan aktivitas fisik yang mengeluarkan energi," kata Dr.Jay Brooks, ahli hematologi dan onkologi.
orang-oranng yang menghabiskan waktu  lebih dari enam jam untuk duduk setiap harinya akan meningkatkan resiko kematian lebih awal. minimal 30 menit sekali untuk berdiri meninggalkan tempat duduk dan melakukan semacam gerakan relaksasi guna melancarkan peredaran darah pada tubuh.
Karena itu, menurut Durnsten, membuat teh ke dapur, berdiri di angkutan umum, serta mondar-mandir saat bertelepon dan  rapat membantu  mengurangi risiko tersebut. "Yang penting jangan mendiamkan otot tak bergerak dalam waktu lama agar jantung Anda tetap sehat," ujar dokter Durnsten.

                                     Daftar Pustaka

Anindhita,Tiara.Departemen Neurologi FKUI/RSCM.
Brooks.,Jay ahli hematologi dan onkologi.
Dunstan ,David. kepala laboratorium aktivitas and Diabetes Institute.Australia.
Ekblom-Bak  Elin.Karolinska Institute, Stockholm.Swedi.
Patel ,Alpa, ahli epidemiologi dari American Cancer Society.
Katzmarzyk,Peter .Los Angeles.
Kompas,3 Maret 2010
Majalah aura, 5 September 2010
www.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar